Tuesday, September 25, 2012

Kualitas Penduduk


KUALITAS PENDUDUK
Kualitas Penduduk Adalah kondisi penduduk dalam aspek fisik dan non fisik serta ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa yang merupakan dasar untuk mengembangkan kemampuan dan menikmati kehidupan sebagai manusia yang berbudaya, berkepribadian dan layak. 
Kualitas penduduk adalah tingkat/taraf kehidupan penduduk yang berkaitan dengan kemampuan dalam pemenuhan kebutuhan, seperti pangan, sandang, perumahan, kesehatan, pendidikan.

Faktor yang Memengaruhi Kualitas Penduduk suatu daerah dipengaruhi oleh:       
a. Tingkat pendidikan penduduk
Pendidikan merupakan modal dasar dalam mengembangkan  kemampuan intelektual seseorang. Melalui pendidikan seseorang akan mampu meningkatkan kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotoriknya. Hal ini diwujudkan dalam bentuk kemampuan menyelesaikan berbagai permasalahan dengan mengembangkan kreativitasnya.

b. Tingkat kesehatan penduduk     
Kesehatan merupakan harta tak ternilai dan merupakan modal berharga bagi seseorang untuk memulai aktivitasnya. Pencapaian pertumbuhan dan perkembangan manusia sangat dipengaruhi oleh tingkat kesehatannya.Ada pepatah mengatakan “men sana in corpore sano” yang terjemahan bebasnya mengandung makna bahwa dalam badan yang sehat terdapat jiwa yang kuat. 

c. Tingkat kesejahteraan penduduk           
Pencapaian kesejahteraan merupakan arah cita-cita setiap manusia yang ditandai dengan terpenuhinya kebutuhan pangan, sandang, dan papan. Masyarakat yang sejahtera merupakan citacita pembangunan manusia Indonesia seutuhnya.

Permasalahan Kualitas Penduduk dan Dampaknya terhadap Pembangunan
Berbagai permasalahan yang berkaitan dengan kualitas  penduduk dan dampaknya terhadap pembangunan adalah sebagai berikut:          
 

a. Masalah tingkat pendidikan       
Keadaan penduduk di negara-negara yang sedang berkembang tingkat pendidikannya relatif lebih rendah dibandingkan penduduk di negara-negara maju, demikian juga dengan tingkat pendidikan penduduk Indonesia.Rendahnya tingkat pendidikan penduduk Indonesia disebabkan oleh:   
1) Tingkat kesadaran masyarakat untuk bersekolah rendah. 
2) Besarnya anak usia sekolah yang tidak seimbang dengan penyediaan sarana pendidikan.
3) Pendapatan perkapita penduduk di Indonesia rendah.

Dampak yang ditimbulkan dari rendahnya tingkat pendidikan terhadap pembangunan adalah:
  1. Rendahnya penguasaan teknologi maju, sehingga harus  mendatangkan tenaga ahli dari negara maju. Keadaan ini sungguh ironis, di mana keadaan jumlah penduduk Indonesia besar, tetapi tidak mampu mencukupi kebutuhan tenaga ahli yang sangat diperlukan dalam pembangunan.
  2. Rendahnya tingkat pendidikan mengakibatkan sulitnya masyarakat menerima hal-hal yang baru. Hal ini nampak dengan ketidakmampuan masyarakat merawat hasil pembangunan secara benar, sehingga banyak fasilitas umum yang rusak karena ketidakmampuan masyarakat memperlakukan secara tepat.
Kenyataan seperti ini apabila terus dibiarkan akan menghambat  jalannya pembangunan. Oleh karena itu, pemerintah mengambil beberapa kebijakan yang dapat meningkatkan mutu pendidikan masyarakat. Usaha-usaha tersebut di antaranya: 
  1. Pencanangan wajib belajar 9 tahun.
  2. Mengadakan proyek belajar jarak jauh seperti SMP Terbuka dan Universitas Terbuka.
  3. Meningkatkan sarana dan prasarana pendidikan (gedung sekolah, perpustakaan, laboratorium, dan lain-lain).
  4. Meningkatkan mutu guru melalui penataran-penataran.
  5. Menyempurnakan kurikulum sesuai perkembangan zaman.
  6. Mencanangkan gerakan orang tua asuh.
  7. Memberikan beasiswa bagi siswa yang berprestasi.

b. Masalah kesehatan          
Tingkat kesehatan suatu negara umumnya dilihat dari besar  kecilnya angka kematian, karena kematian erat kaitannya dengan kualitas kesehatan.
Kualitas kesehatan yang rendah umumnya disebabkan:        
1) Kurangnya sarana dan pelayanan kesehatan.        
2) Kurangnya air bersih untuk kebutuhan sehari-hari.           
3) Kurangnya pengetahuan tentang kesehatan.         
4) Gizi yang rendah.  
5) Penyakit menular.  
6) Lingkungan yang tidak sehat (lingkungan kumuh).          
 
Dampak rendahnya tingkat kesehatan terhadap pembangunan adalah terhambatnya pembangunan fisik karena perhatian tercurah pada perbaikan kesehatan yang lebih utama karena menyangkut jiwa manusia. Selain itu, jika tingkat kesehatan manusia sebagai objek dan subjek pembangunan rendah, maka dalam melakukan apa pun khususnya pada saat bekerja, hasilnya pun akan tidak optimal.        
Untuk menanggulangi masalah kesehatan ini, pemerintah mengambil beberapa tindakan untuk meningkatkan mutu kesehatan masyarakat, sehingga dapat mendukung lancarnya pelaksanaan pembangunan. Upaya-upaya tersebut di antarnya:
  1. Mengadakan perbaikan gizi masyarakat.
  2. Pencegahan dan pemberantasan penyakit menular.
  3. Penyediaan air bersih dan sanitasi lingkungan.
  4. Membangun sarana-sarana kesehatan, seperti puskesmas, rumah sakit, dan lain-lain.
  5. Mengadakan program pengadaan dan pengawasan obat dan makanan.
  6. Mengadakan penyuluhan tentang kesehatan gizi dan kebersihan lingkungan.
c. Masalah tingkat penghasilan/pendapatan         
Tingkat penghasilan/pendapatan suatu negara biasanya diukur  dari pendapatan per kapita, yaitu jumlah pendapatan rata-rata penduduk dalam suatu negara. Pendapatan per kapita diperoleh dari pendapatan nasional secara keseluruhan dibagi jumlah penduduk


Negara-negara berkembang umumnya mempunyai pendapatan  per kapita rendah, hal ini disebabkan oleh:          
1) Pendidikan masyarakat rendah, tidak banyak tenaga ahli, danlain-lain.   
2) Jumlah penduduk banyak. 
3) Besarnya angka ketergantungan.   

Berdasarkan pendapatan per kapitanya, negara digolongkan menjadi 3, yaitu:       
1) Negara kaya, pendapatan per kapitanya > US$ 1.000.     
2) Negara sedang, pendapatan per kapitanya = US$ 300 – 1.00.      
3) Negara miskin, pendapatan per kapitanya < US$ 300.     

Adapun dampak rendahnya tingkat pendapatan penduduk terhadap pembangunan adalah:
  1. Rendahnya daya beli masyarakat menyebabkan pembangunan bidang ekonomi kurang berkembang baik.
  2. Tingkat kesejahteraan masyarakat rendah menyebabkan hasil pembangunan hanya banyak dinikmati kelompok masyarakat kelas sosial menengah ke atas.
Untuk meningkatkan pendapatan masyarakat (kesejahteraan masyarakat), sehingga dapat mendukung lancarnya pelaksanaan pembangunan pemerintah melakukan upaya dalam bentuk:
1) Menekan laju pertumbuhan penduduk.     
2) Merangsang kemauan berwiraswasta.
3) Menggiatkan usaha kerajinan rumah tangga/industrialisasi.          
4) Memperluas kesempatan kerja.      
5) Meningkatkan GNP dengan cara meningkatkan barang dan jasa.

Komposisi Penduduk


KOMPOSISI PENDUDUK
Komposisi penduduk adalah perbandingan atau susunan penduduk  berdasarkan kriteria tertentu. Kriteria tersebut diantaranya umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, status perkawinan, dan ekonomi.
1.      Komposisi penduduk menurut umur
Komposisi penduduk menurut umur dalam arti demografi adalah komposisi penduduk menurut kelompok umur tertentu . komposisi penduduk menurut umur dibedakan menjadi tiga yaitu :
·         Usia belum produktif ( kelompok umur <14 tahun )
·         Usia produktif (kelompok umur antara 15-64 tahun )
·         Usia tidak produktif ( kelompok umur >64 )
Berdasarkan pengelompokan umur tersebut dapat diketahui rasio beban tanggungan (dependency ratio) yang dapat digunakan untuk melihat angka ketergantungan suatu negara. Rasio beban tanggungan adalah angka yang menunjukkan perbandingan antara penduduk usia nonproduktif dengan penduduk usia produktif.
Jumlah Penduduk Menurut Umur Dan Jenis Kelamin Pada Pertengahan Tahun 2006
No
Kelompok Umur
Laki - Laki
Perempuan
Jumlah Total
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
0-4
5-9
10-14
15-19
20-24
25-29
30-34
35-39
40-44
45-49
50-54
55-59
60-64
65-69
70-74
75-79
80+
11.535.938
11.570.307
11.145.790
10.739.205
10.665.333
10.531.695
9.812.957
8.896.142
7.521.755
6.321.784
5.001.602
3.460.894
2.981.302
2.433.871
1.698.103
988.639
637.715
11.118.148
11.188.286
10.791.513
10.390.620
10.308.040
10.057.606
9.366.116
8.255.674
7.534.277
6.863.584
5.728.369
3.809.545
3.338.382
2.881.559
2.090.575
1.228.434
926.123
22.654.146
22.758.593
21.937.303
21.129.825
20.973.373
20.589.301
19.179.073
17.151.816
15.056.032
13.185.368
10.729.971
7.270.439
6.319.684
5.315.730
3.788.678
2.217.073
1.563.838

Jumlah
115.943.092
115.877.151
231.820.243

Komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin dapat ditampilkan dalam bentuk grafik yang dinamakan piramida penduduk.
Bentuk piramida penduduk ada 3 macam yaitu:
1.      Piramida penduduk muda berbentuk limas
Piramida ini menggambarkan jumlah penduduk usia muda lebih besar dibanding usia dewasa. Di waktu yang akan datang jumlah penduduk bertambah lebih banyak. Jadi penduduk sedang mengalami pertumbuhan.
2.      Piramida penduduk stasioner atau tetap berbentuk granat
Bentuk ini menggambarkan jumlah penduduk usia muda seimbang dengan usia dewasa. Hal ini berarti penduduk dalam keadaan stasioner sehingga pertambahan penduduk akan tetap diwaktu yang akan datang.
3.      Piramida penduduk tua berbentuk batu nisan           
Piramida bentuk ini menunjukkan jumlah penduduk usia muda lebih sedikit bila dibandingkan dengan usia dewasa. Diwaktu yang akan datang jumlah penduduk mengalami penurunan karena tingkat kelahiran yang rendah dan kematian yang tinggi.
Negara-negara berkembang seperti Indonesia memiliki piramida penduduk berbentuk limas dan negara-negara maju umumnya berbentuk granat dan sebagian kecil berbentuk batu nisan.
Pembuatan piramida penduduk dapat digunakan antara lain untuk:
·         Mengetahui perbandingan jumlah antara laki-laki dan perempuan.
·         Komposisi penduduk menurut jenis kelamin didasarkan atas jenis pria dan wanita. Komposisi ini sangat berpengaruh terhadap tingkat kelahiran seperti jika sebagian besar penduduk suatu negara terdiri wanita usia subur (15-44 tahun) maka tingkat kelahiran akan tinggi. Perbandingan antara jumlah penduduk laki-laki dan perempuan di daerah/negara tertentu pada tahun tertentu disebut perbandingan jenis kelamin (Sex Ratio). Rumus untuk menghitungnya :
                                                 Jumlah penduduk laki - laki
Rasio jenis kelamin  = ----------------------------------------------- x 100%
                                                Jumlah penduduk perempuan
 




·         Mengetahui angka ketergantungan
                                                                Penduduk usia non produktif
Rasio beban tanggungan = ----------------------------------------------- x 100%
                                                                Penduduk produktif
Rasio ketergantungan (dependency ratio) yaitu angka perbandingan yang menunjukkan besar beban tanggungan dari kelompok usia produktif. Usia produktif (15 – 64 tahun) selain menanggung kebutuhan hidup dirinya juga menanggung kebutuhan hidup golongan usia muda (0 – 14 tahun) dan golongan tua (65 tahun ke atas).Rumus untuk menghitungnya:           




Makin besar rasio ketergantungan, makin besar beban yang ditanggung oleh kelompok usia produktif. Apabila suatu negara besarnya rasio ketergantungan misalnya 65 berarti setiap 100 orang penduduk yang produktif menanggung beban hidup orang yang belum atau tidak produktif sebanyak 65 orang. Akibat dari tingginya angka beban tanggungan antara lain :
§  Usia produktif akan menanggung beban berat dalam memenuhi kebutuhan golongan non produktif.
§  Pendapatan perkapita daerah itu menjadi turun atau rendah
§  Kemampuan menabung masyarakat menjadi rendah.
§  Pertumbuhan ekonomi menjadi lambat.

·         Mengetahui keadaan jumlah penduduk di waktu yang akan datang.
Manfaat penggunaan komposisi penduduk diantaranya adalah untuk perencanaan pembangunan kependudukan sehingga dinamika penduduk bisa terdeteksi. Contohnya adalah dari suatu data komposisi pendudukdi satu daerah yang tergolong usia sekolah. Melihat kenyataan ini, maka langkah pembangunan bijak  yang harus diambil oleh pemerintah adalah membangun infrastruktur dan fasilitas pendidikan.

·         Untuk mengetahui struktur umur penduduk suatu negara secara umum.