Pertumbuhan penduduk adalah merupakan
keseimbangan yang dinamis antara kekuatan – kekuatan yang menambah dan kekuatan
– kekuatan yang mengurangi jumlah penduduk. Secara terus menerus penduduk akan
dipengaruhi oleh jumlah bayi yang lahir ( menambah jumlah penduduk ), tetapi
secara bersamaan pula akan dikurangi oleh jumlah kematian yang terjadi pada
semua golongan umur. Sementara itu migrasi juga berperan : ‘imigran’
(pendatang) akan menambah dan ‘emigran’ akan mengurangi jumlah penduduk.
Jadi dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan
penduduk diakibatkan oleh 4 komponen yaitu : kelahiran (fertilitas), kematian
(mortalitas), in-migration (migrasi masuk) dan out-migration (migrasi keluar).
Selisih antara kelahiran dan kematian disebut “reproductive change” (perubahan
reproduktif) atau ‘natural increase’ (perubahan alamiah). Selisih antara
‘in-migration’ dengan ‘out-migration’ disebut ‘net migration’ atau migrasi
neto. Jadi pertumbuhan penduduk hanya
dipengaruhi oleh 2 cara yaitu : melalui perubahan reproduksi dan migrasi neto.
Pertumbuhan penduduk tersebut dapat
dinyatakan dengan formula sebagai berikut :
Pt = Po + ( B – D ) + ( Mi – Mo )
Dimana : Po : adalah jumlah penduduk pada waktu terdahulu ( tahun dasar )
Pt : adalah jumlah penduduk pada waktu
sesudahnya
B : adalah kelahiran yang terjadi pada
jangka waktu antara kedua kejadian tersebut
D : adalah jumlah kematian yang terjadi pada
jangka waktu antara kedua kejadian tersebut.
Mo : migrasi keluar pada jangka waktu antara
kedua kejadian
Mi : migrasi masuk pada jangka waktu antara
kedua kejadian
Kriteria pengukuran tingkat pertumbuhan
penduduk adalah sebagai berikut :
·
Rendah, apabila
tingkat pertumbuhan penduduk kurang dari 1% per tahun
·
Sedang, apabila
tingkat pertumbuhan penduduk antara 1-2% per tahun
·
Tinggi, apabila
tingkat pertumbuhan penduduk lebih dari 2% per tahun
2. Persebaran Penduduk
Salah satu masalah
kependudukan di Indonesia adalah persebaran penduduk yang tidak merata. Di satu
pihak Pulau Jawa yang luasnya 6,75% dari luas Indonesia menampung penduduk
58,7% dari seluruh penduduk Indonesia. Di pihak lain pulau – pulau di luar Jawa
yang luasnya 93,25% dari luas Indonesia dengan penduduk hanya 41,3% dari jumlah
penduduk Indonesia.
Penyebab tidak
meratanya penyebaran penduduk di Indonesia adalah sebagai berikut :
a.
- Kesuburan tanah
Pulau Jawa umumnya mempunyai tingkat kesuburan tanah
yang tinggi yang disebabkan oleh banyaknya gunungapi. Debu hasil letusan
gunungapi sangat membantu kesuburan tanah. Oleh karena itu, penduduk banyak
terkonsentrasi pada wilayah – wilayah yang subur tersebut. Sebaliknya wilayah
di luar Pulau Jawa, seperti Kalimantan, bagian timur Pulau Sumatera, dan bagian
selatan Papua, sebagian besar tanahnya mangandung gambut sehingga sulit untuk
dijadikan wilayah pertanian
b.
- Pembangunan
industri
Sebagian besar industri dibangun di Pulau jawa.
Kondisi ini memancing tenaga kerja untuk datang mencari pekerjaan pada wilayah
– wilayah industri
c.
- Kualitas
pendidikan
Sebagian besar sekolah dan perguruan tinggi yang
berkualitas berada di Pulau Jawa. Kondisi ini memancing orang untuk mencari
perguruan tinggi yang berkualitas
d.
- Penyebaran dan
pengelolaan sumber daya alam yang kurang merata.
Wilayah di luar pulau Jawa memiliki potensi sumber
daya alam yang belum dikelola secara baik dan merata. Misalnya, potensi
perikanan di Indonesia timur, potensi emas dan batu bara di Indonesia bagian
barat, potensi minyak dan gas alam di wilayah Indonesia timur, dan sebagainya.
Eksploitasi sumber daya alam di suatu wilayah dapat memancing penduduk untuk
pindah ke wilayah tersebut.
Dampak dari penyebaran penduduk yang
tidak merata antara lain :
·
Masalah
perekonomian, seperti pemerataan pendapatan, pemerataan pembangunan, dan
pemerataan usaha
·
Masalah perindustrian,
seperti terkonsentrasinya industri di suatu wilayah tertentu
·
Masalah sosial,
seperti kemiskinan di daerah yang padat penduduknya
·
Masalah
ketenagakeraan, seperti terkonsentrasinya tenaga kerja di Pulau Jawa
·
Masalah
pendidikan, seperti kurangnya kualitas pendidikan di daerah – daerah terpencil
Untuk mengatasi permasalahan tersebut,
diperlukan usaha – usaha dari pemerintah antara lain :
·
Mendorong
program transmigrasi
·
Memperlancar
transportasi antar wilayah yang padat penduduknya dengan wilayah yang masih
jarang penduduknya, baik transportasi darat, laut, maupun udara
·
Pembangunan
industri di wilayah – wilayah luar Pulau Jawa yang mempunyai potensi sumber
daya alam.
·
Meningkatkan
kualitas pendidikan di luar Pulau Jawa
3. Cara memperoleh informasi kependudukan
a.
Sensus Penduduk
Pengertian sensus penduduk menurut PBB adalah
keseluruhan proses pengumpulan, menghitung dan menyusun dan menerbitkan data –
data demografi, ekonomi dan sosial yang menyangkut semua orang pada waktu
tertentu di suatu negara atau suatu wilayah tertentu.
b.
Survei Penduduk
Survei penduduk adalah proses pengumpulan dan
penyusunan data kependudukan untuk mendapatkan informasi tertentu yang biasanya
berkaitan dengan permasalahan sosial ekonomi, psikologi, dan faktor lain yang
memengaruhi aspek demografi secara umum, seperti kelahiran, kematian, dan
migrasi. Survei penduduk biasanya menggunakan sampling, baik random sampling,
sampling bertingkat, sampling bertahap, sampling cluster, ataupun kombinasinya.
Hal ini dilakukam karena adanya berbagai keterbatasan yang ada.
c.
Registrasi
Penduduk
Registrasi penduduk adalah proses pencatatan
peristiwa – peristiwa kependudukan. Data kependudukan yang dicatat atau
didaftarkan berupa peristiwa vital atau penting, seperti kelahiran, kematian,
dan perkawinan
4. Faktor – faktor yang mempengaruhi fenomena
antroposfer
Fenomena antroposfer menyangkut tiga
aspek, yaitu kelahiran, kematian, dan migrasi. Maka ada beberapa faktor sosial
dan ekonomi yang berpegaruh terhadap ketiga aspek tersebut, yaitu sebagai berikut
:
a.
Pendidikan
Tingkat
pendidikan berpengaruh terhadap banyaknya anak dalam suatu keluarga. Menurut
J.Hull, makin tinggi tingkat pendidikan makin rendah jumlah anak dalam suatu
keluarga, sebaliknya makin rendah tingkat pendidikan makin banyak jumlah anak
dalam suatu keluarga. Di negara – negara maju yang tingkat pendidikannya
tinggi, jumlah anak dalam suatu keluaraga antara 1 – 3 orang. Contohnya adalah
negara – negara Eropa, Amerika, Jepang. Sebaliknya di negara - negara
berkembang yang sebagian besar penduduknya berpendidikan rendah, jumalah anak
dalam suatu keluarga lebih banyak. Contohnya Indonesia, India, dan negara –
negara Afrika.
b.
Kesehatan
Adanya
perbaikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat berdampak pada berkurangnya
angka kematian.
c.
Keluarga
berencana
Keikutsertaan
penduduk terhadap program pemerintah di bidang keluarga berencana bisa
berpengaruh terhadap menurunnya angka kelahiran.
d.
Kemiskinan
Kemiskinan
penduduk di suatu wilayah dapat mendorong penduduk untuk pindah ke tempat lain
mencari kehidupan yang lebih layak. Misalnya penduduk yang melakukan urbanisasi
dari desa ke kota. Oleh karena sulitnya mencari mata pencaharian di desa,
penduduk pindah ke kota untuk mencari matapencaharian guna memenuhi kebutuhan
hidupnya. Selain itu, kemiskinan di eilayah perkotaan juga memperbesar angka
kematian karena angka kecukupan gizinya rendah
e.
Pendapatan
penduduk
Tingkat
pendapatan penduduk bisa berpengaruh terhadap bertambahnya jumlah anak dalam
suatu keluarga. Penduduk yang mempunyai tingkat pendapatan yang rendah bisa
mendorong penambahan jumlah anak dalam suatu keluarga, misalnya dari 2 orang
menjadi 3 sampai 4 orang anak. Hal ini disebabkan apabila mereka mempunyai
jumlah anak yang banyak, anak tersebut dapat memantu orang tuanya untuk
menambah penghasilan.
0 comments:
Post a Comment