Saturday, February 4, 2012

Daerah Aliran Sungai


DAS adalah daerah yang mensuplai sungai dengan air dan sedimen yang berupa suatu cekungan yang dibatasi oleh garis pemisah air. Garis pemisah air adalah garis yang menghubungkan titik-titik tertinggi yang membatasi cekungan pengairan. Dalam suatu DAS sungainya baik sungai utama, cabang dan rantingnya secara keseluruhan membentuk pola jaringan. Biasanya pola ini dikontrol oleh struktur geologi dari daerah yang dikeringkannya. Pola aliran sungai tidak perlu selalu sama antara DAS satu dengan lainnya, apalagi DAS tersebut adalah DAS yang sangat besar atau luas. Pada satu DAS besar bisa terbentuk beberapa pola aliran yang dikendalikan oleh struktur geologi seperti kekar, jenis dan kemiringan lapisan, lipatan, sesar, jenis batuan, dsb.
Secara umum Daerah Aliran Sungai (DAS) didefinisikan sebagai suatu hamparan wilayah/kawasan yang dibatasi oleh pembatas topografi (punggung bukit) yang menerima, mengumpulkan air hujan, sedimen dan unsure hara serta mengalirkannya melalui anak-anak sungai dan keluar pada sungai utama ke laut atau danau. Linsly (1980) menyebut DAS sebagai “ A river of drainage basin in the entire area drained by a stream or system of connecting streams such all stream flow originating in the area discharged through a single outlet”. Sementara itu IFPRI (2002) menyebutkan bahwa “A watershed is a geographic area that drains to a common points, which makes it an attractive unit for technical efforts to conserve soil and maximize the utilization of surface and subsurface water for crop production, and a watershed is also an area with administrative and property regimes, and farmers whose actions may affect each other’s interests”.
DAS bisa berarti juga sebagai suatu daerah yang dibatasi (dikelilingi) oleh garis ketinggian dimana setiap air yang jatuh dipermukaan tanah akan dialirkan melalui satu outlet. Komponen yang ada di dalam system DAS secara umum dapat dibedakan menjadi 3 kelompok, yaitu komponen masukan yaitu curah hujan, komponen output yaitu debit aliran dan polusi/sedimen, dan komponen proses yaitu manusia, vegetasi, tanah, iklim, dan topografi. Sehingga pengelolaan DAS adalah melakukan pengelolaan setiap komponen DAS sehingga dapat mencapai tujuan yang dimaksud.
Berdasarkan definisi tersebut bisa dikemukakan bahwa DAS merupakan ekosistem dimana unsure organism, lingkungan biofisik dan unsure kimia berinteraksi secara dinamis dan di dalamnya terdapat keseimbangan inflow dan outflow dari material dan energy. Selain itu pengelolaan DAS dapat disebutkan merupakan suatu bentuk pengembangan wilayah yang menempatkan DAS sebagai suatu unit pengelolaan sumber daya alam (SDA) yang secara umum untuk mencapai tujuan peningkatan produksi pertanian dan kehutanan yang optimum dan berkelanjutan (lestari) dengan upaya menekan kerusakan seminimum mungkin agar distribusi aliran air sungai yang berasal dari DAS dapat merata sepanjang tahun. Konsep daur hidrologi DAS menjelaskan bahwa air hujan langsung sampai ke permukaan tanah untuk kemudian terbagi menjadi air larian, evaporasi, dan air infiltrasi, yang kemudian mengalir ke sungai sebagai debit aliran. Dalam rangka memberikan gambaran keterkaitan secara menyeluruh dalam pengelolaan DAS, terlebih dahulu diperlukan batasan-batasan mengenai DAS berdasarkan fungsi yaitu :
1.      DAS bagian hulu (Upperland)
Didasarkan pada fungsi konservasi yang dikelola untuk mempertahankan kondisi lingkungan DAS agar tidak terdegradasi, yang antara lain dapat diindikasikan dari kondisi tutupan vegetasi lahan DAS, kualitas air, kemampuan menyimpan air (debit), dan curah hujan.
2.      DAS bagian tengah (Middle Land)
Didasarkan pada fungsi pemanfaatan air sungai yang dikelola untuk dapat memberikan manfaat bagi kepentingan social dan ekonomi, yang antara lain dapat diindikasikan dari kualitas air, kuantitas air, kemampuan menyalurkan air, dan ketinggian muka air tanah, serta terkait pada prasarana pengairan seperti pengelolaan sungai, waduk, dan danau.
3.      DAS bagian hilir (Lowerland)
Didasarkan pada pemanfaatan air sungai yang dikelola untuk dapat memberikan manfaat bagi kepentingan social dan ekonomi, yang diindikasikan melalui kuantitas dan kualitas air, kemampuan menyalurkan air, ketinggian curah hujan, dan terkait untuk kebutuhan pertanian, air bersih, dan pengelolaan air limbah.
Tabel 1. Karakteristik DAS berdasarkan reliefnya
Karakteristik
Upperland
Lowerland
Beda Tinggi
Besar
Rendah
Kemiringan Lereng
curam-miring
berombak-datar
Bentuk Lembah
V
U
Debit Aliran
Besar
Rendah
Proses geomorfologis
erosi dan longsor
Sedimentasi
Proses perkembangan tanah
Terganggu
Berkembang
Penggunaan lahan
Terbatas
Diversifikasi penggunaan


Keberadaan sector kehutanan di daerah hulu yang terkelola dengan baik dan terjaga keberlanjutannya dengan didukung oleh prasarana dan sarana di bagian tengah akan dapat mempengaruhi fungsi dan manfaat DAS tersebut di bagian hilir, baik untuk pertanian, kehutanan maupun untuk kebutuhana air bersih bagi masyarakat secara keseluruhan. Dengan adanya rentang panjang DAS yang begitu luas, baik secara administrasi maupun tata ruang, dalam pengelolaan DAS diperlukan adanya koordinasi berbagai pihak terkait baik lintas sektoral maupun lintas daerah secara baik. Data yang tersedia dan terpilih sebagai variable tak bebas dalam analisis adalah data nisbah. Nilai nisbah menggambarkan kondisi sungai sekaligus mengisyaratkan kemampuan lahan untuk menyimpan air. Semakin tinggi nilai nisbah, kondisi sungai semakin buruk. Nilai nisbah yang tinggi menunjukkan bahwa nilai debit maksimum besar dan debit minimum kecil. Bila kemampuan menyimpan air dari suatu daerah masih bagus maka fluktuasi debit air pada musim hujan dan kemarau adalah kecil. Kemampuan menyimpan ini sangat bergantung pada kondisi permukaan lahan seperti kondisi vegetasi, tanah, dan lain-lain.
            Kondisi DAS dikatakan baik jika memenuhi beberapa criteria :
1.      Debit sungai konstan dari tahun ke tahun
2.      Kualitas air baik dari tahub ke tahun
3.      Fluktuasi debit antara debit maksimum dan minimum kecil. Hal ini digambarkan dengan nisbah
4.      Ketinggian muka air tanah konstan dari tahun ke tahun
Karakteristik DAS tersebut dipengaruhi oleh land use, ukuran DAS, topografi, dan geologi. karakteristik DAS tersebut meliputi :
1.      Luas DAS
Luas DAS adalah keseluruhan DAS sebagai suatu system sungai dan ditentukan berdasarkan peta kontur. Garis batas antar DAS adalah punggungan bukit yang bisa membagi dan memisahkan air hujan ke masing-masing DAS. Pengukuran DAS menggunakan planimeter atau system grid. DAS bisa dibagi menurut luasnya :
a.       DAS kecil luasnya < 5000 km2
b.      DAS sedang luasnya 5000-20000 km2

0 comments:

Post a Comment