Saturday, February 4, 2012

PETA


Definisi
            Erwin Raisz memberikan batasan peta sebagai gambaran konvensional permukaan bumi yang diperkecil seperti kenampakannya bila dilihat dari atas dan diberi tulisan serta keterangan bagi kepentingan pengenalan. Dari definisi Erwin Raisz, tersebut dapat kita maknai sebagai berikut :
a)      Data ( kenampakan permukaan bumi ) dipresentasikan dengan lambang yaitu symbol, yang diatur secara konvensional   yaitu berdasarkan kesepakatan atau rujukan.
b)      Presentasi dengan pengecilan yaitu menggunakan skala.
c)       Gambaran permukaan bumi seperti kalau dilihat dari atas, menunjuk pada kenampakan topografik.
d)     Ditambah tulisan nama-nama geografi (toponimy) pada muka peta dan keterangan lain pada tepi peta.
International Cartographic Association (ICA)* memberikan batasan peta sebagai gambaran konvensional dan selektif yang diperkecil biasanya dibuat pada bidang datar, dapat meliputi perujudan dari permukaan bumi atau benda angkasa maupun data yang ada kaitannya dengan permukaan bumi atau benda angkasa. Definisi I.C.A memberikan kelengkapan berupa :
            a. Obyek digambarkan bersifat selektif, yaitu melalui generalisasi kartografik yang dapat berupa pemilihan, penyederhanaan, penghapusan / omittance dan exegerasi, berdasarkan skala yang ditetapkan dan tujuan pemetaan.
            b.  Obyek yang digambarkan dapat berupa data topografik maupun tematik baik permukaan bumi maupun benda angkasa. Obyek dapat berupa fenomena, masalah, potensi dan sintesis dari semuanya.
F.J Mounkhous dan H.R Wilkinson; Peta ialah suatu perakitan terpadu atau suatu sintesa dari empat kelompok infomasi yaitu titik, garis, wilayah dan nama yang dikemukakan dalam istilah : liputan, ciri, pola, bentuk, ukuran, ketebalan simbul dan lain-lain. Batasan tersebut di atas langsung menunjuk ke pada segi teknik penetapan simbul dan analisis keruangan aspek persebaran data dalam jenis dan besaran serta penamaan geografiknya ( toponimy ).
Mengapa Peta
Geografi menelaah objek studinya dalam kaitannya dengan posisinya di ruang muka bumi. Peta menunjukkan posisi absolut ( L,B dan X,Y) setiap obyek yang ditampilkan. Peta juga memperlihatkan posisi relatif obyek yang satu terhadap obyek lainnya. Bahkan unsur elevasi ( Z ) dapat diketahui dengan baik. Selain itu aspek metrik obyek, seperti bentuk, ukuran dipresentasikan bersamaan aspek semantiknya, sejauh skalanya memungkinkan.
Fungsi Peta
Peta sangat diperlukan oleh manusia. Dengan peta Anda dapat mengetahui atau menentukan
lokasi yang Anda cari, walaupun Anda belum pernah mengunjungi tempat tersebut.
Secara umum fungsi peta dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Menunjukkan posisi atau lokasi suatu tempat di permukaan bumi.
2. Memperlihatkan ukuran (luas, jarak) dan arah suatu tempat di permukaan bumi.
3. Menggambarkan bentuk-bentuk di permukaan bumi, seperti benua, negara, gunung, sungai dan bentuk-bentuk lainnya.
4. Membantu peneliti sebelum melakukan survei untuk mengetahui kondisi daerah yang akan diteliti.
5. Menyajikan data tentang potensi suatu wilayah.
6. Alat analisis untuk mendapatkan suatu kesimpulan.
7. Alat untuk menjelaskan rencana-rencana yang diajukan.
8. Alat untuk mempelajari hubungan timbal-balik antara fenomena-fenomena (gejala-gejala) geografi di permukaan bumi.
Macam-macam Peta
  1. Ditinjau dari jenisnya
            Ditinjau dari jenisnya, peta dibedakan menjadi dua, yaitu peta foto dan peta garis. Peta foto ialah peta yang dihasilkan dari muzaik foto udara/ortofoto yang dilengkapi garis kontur, nama, dan legenda. Peta garis ialah peta yang menyajikan detail alam dan buatan manusia dalam bentuk titik, garis, dan luasan.
  1. Ditinjau dari skalanya
Berdasarkan skalanya peta diklasifikasikan menjadi lima yaitu :
· Peta kadaster berskala 1 : 100 s/d 1 : 5000
· Peta skala besar berskala 1 : 5000 s/d 1 : 250.000
· Peta skala sedang berskala 1 : 250.000 s/d 1 : 500.000
· Peta skala kecil berskala 1 : 500.000 s/d 1 : 1.000.000
· Peta skala geografi berskala lebih dari 1 : 1.000.000
  1. Ditinjau dari informasinya
      Peta umum/PetaIkhtisar adalah peta yang menggambarkan segala Sesutu yang ada di permukaan bumi.
      Peta Khusus/Peta Tematik adalah peta yang menggambarkan kenampakan-kenampakan tertentu di permukaan bumi.
Contohnya : Peta kepadatan penduduk, Peta geologi, peta penggunaan lahan, dll.

Unsur-Unsur peta
  • Konstruksi peta
Dalam menyusun konstruksi suatu peta, terdapat beberapa hal yang perlu dipertimbangkan seperti: (PPFK-ITB,1976)
o   Tujuan pemetaan
o   Skala peta
o   Proyeksi peta
o   Simbil, warna, serta jenis dan ukuran huruf/ angka yang akan digunakan
o   Ukuran dan bentuk lembar peta
o   Tata letak informasi tepi peta
o   Tata letak lembar peta
  • Penempatan nama nama unsure topografi di muka peta
Sesuai dengan tujuannya, yaitu member keterangan atau penjelasan tentang unsure topografi yang disajikan di muka peta, maka dalam penulisan nama-nama tersebut harus teratur, sehingga tidak menimbulkan keruwetan isi peta atau tidak mengganggu unsure-unsur topografi yang disajikan.
  • Simbol simbol unsure topografi di peta
Peta merupakan gambaran sebagian permukaan bumi pada bidang datar yang disajikan dalam skala tertentu. Gambaran tersebut dapat disajikan dalam bentuk citra foto udara sehingga dapat menyajikan unsure-unsur topografi sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Atau dapat pula disajikan dalam bentuk garis, sehingga  harus disajikan dalam bentuk symbol-simbol tertentu yang dibuat menyerupai keadaan sebenarnya dilapangan.
Simbol peta topografi secara garis besar dapat digolongkan dalam dua kelompok, yaitu penggolongan berdasarkan bentuk dan berdasarkan arti. Berdasarkan bentuk, symbol terbagi atas symbol titik, symbol garis, dan symbol luas. Sedangkan berdasarkan artinya, symbol terbagi atas symbol kualitatif dan symbol kuantitatif. (T. Azis dan R. Rachman, 1979).
o   Jenis symbol menurut bentuknya
Simbol titik digunakan untuk menyatakan lokasi, atau bentuk unsure-unsur lain yang erat hubungannya dengan skala peta. Misalnya bentuk suatu kota dalam skala 1: 1.000.000 dapat diwakili dengan symbol titik, tetapi dalam skala 1: 1.000 simbol titik digunakan untuk menandai titik control tanah.

Simbol garis digunakan untuk mewakili unsure-unsur yang berbentuk garis seperti sungai, jalan, batas administrasi, garis pantai, dan sebagainya.

Simbol luas/ruang digunakan untuk mewakili unsure-unsur topografi yang berbentuk luas seperti areal permukiman, danau, daerah administrasi, garis pantai, dan sebagainya.


o   Jenis symbol menurut artinya
Simbol kualitatif merupakan symbol yang menyatakan identitas atau melukiskan keadaan asli dari unsure-unsur yang diwakilinya. Dengan demikian symbol ini mempunyai keuntungan,yaitu mudah dikenal, sedangkan kerugiannya adalah symbol tersebut sulit untuk digambar.

Simbol kuantitatif merupakan symbol yang menyatakan identitas yang menunjukkan besar/ jumlah/ banyaknya unsure yang diwakilinya.

  • Generalisasi
Generalisasi adalah suatu pemilihan dan penyederhanaan dalam penyajian unsure-unsur di muka peta. Pemilihan dan penyederhanaan ini merupakan salah satu tahapan pekerjaan kartografi, yang bertujuan agar peta dapat menyajikan data secara maksimal dan jelas, sehingga mudah dibaca.

Unsur-unsur yang dapat disajikan dalam suatu peta sangat banyak jumlahnya serta beragam bentuknya, sehingga menyebabkan kesulitan dalam melakukan generalisasi. Pekerjaan generalisasi ini sangat dipengaruhi oleh dua hal, yaitu skala peta dan maksud/tujuan pemetaan (T. Azis dan R. Rachman, 1979).

Skala peta merupakan factor utama yang dapat mempengaruhi kuantitas dan kualitas penyajian data. Semakin besar skala suatu peta, akan semakin rinci dan semakin akurat data yang dapat ditampilkan pada muka peta,. Sebaliknya, semakin kecil skala peta, akan semakin kurang rinci dan kurang akurat data yang dapat ditampilkan. Sebagai contoh, pada peta skala 1: 10.000 bentuk rumah dan pola jalanan dapat disajikan sesuai aslinya, tetapi pada skala 1: 100.000 bentuk unsure di atas sudah mulai mengalami generalisasi, sehingga sudah tidak sesuai lagi dengan keadaan yang sebenarnya.

Perubahan skala
Perubahan skala kearah lebih besar / perbesaran skala misalnya dari skala 1 : 100.000 menjadi skala 1 : 50.000 jika tanpa penambahan informasi hakekatnya hanyalah perubahan ukuran saja.
Perubahan skala kearah lebih kecil / pengecilan, misalnya dari peta 1 : 50.000 menjadi 1 : 250.000 dilakukan dengan generalisasi peta dengan cara pemilihan, penyederhanaan, penghapusan, pembesaran ( jalan misalnya ).

o   Jenis Generalisasi
Jenis Generalisasi dapat dibedakan menjadi 3, yaitu: (T. Azis dan R. Rachman, 1979):
1)      Pemilihan, yaitu memilih unsure-unsur yang akan disajikan dipeta.
2)      Penyederhanaan, yaitu melakukan penyederhanaan symbol unsure-unsur topografi yang akan disajikan, sehingga mudah untuk digambarkan, tidak mengurangi arti, dan dapat ditempatkan pada posisi yang benar.
3)      Penghilangan/penghapusan, yaitu menghilangkan beberapa unsure yang diperkirakan tidak diperlukan, sehingga kerumitan peta dapat dihindarkan
o   Eksagerasi
Eksagerasi merupkan suatu bentuk generalisasi, yaitu suatu teknik pembesaran unsure-unsur yang akan disajikan dalam suatu peta, sehingga ukurannya sudah tidak sesuai lagi dengan keadaan yang sebenarnya. Maksud eksagerasi adalah untuk memberikan suatu pengertian yang lebih baik tentang suatu yang penting, sehingga mudah untuk dibaca.
o   Cara-cara generalisasi
Ada 3 cara generalisasi, yaitu (T. Azis dan R. Rachman, 1979):
1)      Langsung dikerjakan pada peta turunan, yaitu peta hasil perkecilan dari peta dasar
2)      Dilakukan pada peta dasarnya, sehingga mudah untuk dilakukan.
3)      Dilakukan pada peta dengan skala perantara (dengan skala lebih kecil dari peta dasarnya, tetapi lebih besar dari skala peta turunanya).


  • Penyajian relief muka bumi
Dalam peta topografi dan peta-peta umum yang serbaguna, penyajian relief dari permukaan bumi sangat penting, karena dapat memberikan gambaran yang lebih tepat tentang bentuk permukaan bumi tersebut.
Relief permukaan bumi dapat digambarkan pada peta dengan berbagai bentuk/ symbol, seperti:
1)      Kontur, adalah garis khayal yang menghubungkan titik-titik yang mempunyai ketinggian sama. Kontur ini dapat memberikan informasi relief, baik secara relative maupun absolute. Informasi relief secara relative ini diperhatikan dengan menggambarkan garis-garis kontur secara rapat untuk daerah terjal, sedangkan untuk daerah yang landai dapat diperlihatkan dengan menggambarkan garis-garis kontur secara renggang. Informasi relief secara absolute diperlihatkan dengan cara menuliskan nilai kontur yang merupakan ketinggian garis tersebut diatas suatu bidang acuan tertentu. Bidang acuan yang umum digunakan adalah bidang permukaan laut rata-rata.
2)      Titik tinggi (spot height)
Titik tinggi merupakan titik pada permukaan bumi yang mempunyai harga ketinggian diatas suatu datum tertentu. Datum yang umum digunakan untuk ketinggian ini adalah permukaan laut rata-rata.
3)      Warna ketinggian
Selain dengan menggunakan kontur, relief permukaan bumi dapat pula disajikan dalam bentuk warna. Caranya adalah dengan memberi warna khusus untuk tiap interval kontur tertentu, sehingga setiap interval kontur tersebut mempunyai warna yang berlainan. Warna-warna yang digunakan pada umumnya dipilih warna-warna tertentu secara berurutan, misalnya dari warna terang ke gelap. Dengan cara pemberian warna ini, akan lebih memudahkan pembaca peta dalam memahami bentuk relief daerah yang dipetakan.
4)      Bayangan Gunung
Penyajian ketinggian dengan cara-cara diatas adakalanya masih sulit untuk dibaca sehingga untuk membantu pemecahan permasalahan tersebut diatas dicari alternative lain, yaitu dengan menambah bayangan gunung. Dengan adanya penambahan bayangan tersebut, diharapkan dapat membantu pengguna peta dalam membaca bentuk-bentuk topografi yang menonjol , seperti pebukitan/ pegunungan, serta daerah cekungan.
  • Graticule dan grid
Posisi suatu titik di permukaan bumi dapat dinyatakan dalam dua bentuk penyajian, yaitu:
1)      Koordinat Geodetis (koordinat geografis), adalah system koordinat ruang (tiga dimensi) dari suatu titik yang dibangun oleh dua unsure geodetic yaitu unsure lintang (L) dan unsure bujur (B).
2)      Koordinat Cartesius dua dimensi, adalah system koordinat bidang datar dari suatu titik yang dibangun oleh dua unsure koordinat bidang datar dari suatu titik yang dibangun oleh dua unsure koordinat, yaitu unsure absis (X) dan unsure ordinat (Y).

Penyajian posisi suatu titik menggunakan system koordinat geodetic pada prinsipnya adalah penyajian posisi dalam bentuk ruang (tiga dimensi). Sistem koordinat ini dibangun oleh dua unsure, yaitu:
1)      Bujur, yaitu besaran sudut antara bidang meridian acuan yang mempunyai bujur 0° (dalam hal ini adalah Meridian Greenwich). Harga bujur mempunyai nilai 0°-180° BB dan 0°-180° BT.
2)      Lintang, yaitu besaran sudut antara garis normal yang melalui suatu titik dengan bidang ekuator.  Harga lintang mempunyai nilai 0°-90°LU dan 0°-90° LS. Lintang selatan (LS) dapat pula ditulis sebagai nilai negative.
Bidang acuan dari system koordinat geodetic tesebut adalah bidang ellipsoid referensi, yaitu bidang yang dibangun oleh elips putar artinya elips yang diputar terhadap sumbu pendeknya sehingga terbentuk benda 3 dimensi (elipsoid). Padda system koordinat geodetic ini dikenal beberapa istilah yang berhubungan dengan system koordinat tersebut, yaitu garis normal, bidang (lengkungan) meridian, lingkaran parallel, dan bidang (lingkaran) ekuator.

Marginal Information (Informasi tepi peta)
a)      Judul Peta
      Judul peta merupakan komponen yang sangat penting. Biasanya, sebelum membaca memperhatikan isi peta, pasti terlebih dahulu judul yang dibacanya.
      Judul peta hendaknya memuat/mencerminkan informasi yang sesuai dengan isi peta. Selain itu, judul peta jangan sampai menimbulkan penafsiran ganda pada peta.
      Judul peta biasanya diletakkan di bagian tengah atas peta. Tetapi judul peta dapat juga diletakkan di bagian lain dari peta, asalkan tidak mengganggu kenampakkan dari keseluruhan peta.
Contoh:
-          Peta Persebaran Penduduk Pulau Jawa Tahun 2009
-          Peta Tata Guna Tanah Propinsi Bali Tahun 2005
b)      Skala Peta
Skala adalah perbandingan jarak antara dua titik sembarang di peta dengan jarak sebenarnya di permukaan bumi, dengan satuan ukuran yang sama. Skala ini sangat erat kaitannya dengan data yang disajikan. Bila ingin menyajikan data yang rinci, maka digunakan skala besar, misalnya 1 : 5000, Semakin besar skala suatu peta, maka akan semakin banyak detil informasi  yang dapat ditampilkan.



c)      Tanda Arah atau Tanda Orientasi
Tanda arah atau tanda orientasi penting artinya pada suatu peta. Gunanya untuk menunjukkan arah Utara, Selatan, Timur dan Barat. Tanda orientasi perlu dicantumkan pada peta untuk menghindari kekeliruan. Tanda arah pada peta biasanya berbentuk tanda panah yang menunjuk ke arah Utara. Petunjuk ini diletakkan di bagian mana saja dari peta, asalkan tidak mengganggu kenampakan peta.

d)     Legenda atau keterangan
Legenda pada peta menerangkan arti dari simbol-simbol yang terdapat pada peta. Legenda itu harus dipahami oleh si pembaca peta, agar tujuan pembuatan peta itu mencapai sasaran. Legenda biasanya diletakkan di pojok kiri bawah peta. Selain itu legenda peta dapat juga diletakkan pada bagian lain peta, sepanjang tidak mengganggu kenampakan peta secara keseluruhan.
e)      Inset peta
Inset peta menunjukan lokasi daerah yang dipetakan terhadap daerah di sekitarnya yang lebih luas. Kegunaan inset adalah untuk menjelaskan salah satu bagian dari peta dan untuk menjukan lokasi yang penting tetapi kurang jelas dalam peta.
f)       Koordinat (Grid & Graticule)
Posisi absolut berdasarkan lintang dan bujur
g)       Garis tepi
            Garis tepi biasanya dibuat rangkap, yang berfungsi membatasi peta dengan komponen-komponennya di dalam bingkai (garis tepi peta) serta membantu daerah yang dipetakan tepat pada posisi di tengah-tengah.
h)      Sumber Peta
i)        Pembuat Peta

Sesumber: 
·         Aryono Prihandito (1989), Kartografi, Yogyakarta: Mitra Gama Widya
·         Sinaga, Maruli. 1995. Pengethuan Peta, Yogyakarta
·         Subagio.2003. Pengetahuan Peta, Bandung: ITB Press
·         Partosohadi » Blog Archive » Esensi Peta
·         Materi ajar Bapak Partoso (Esensi Peta)

1 comments:

pangesti said...

thanks bwt infonya,..

Post a Comment