Definisi
Erwin
Raisz memberikan batasan peta sebagai gambaran konvensional permukaan bumi yang
diperkecil seperti kenampakannya bila dilihat dari atas dan diberi tulisan
serta keterangan bagi kepentingan pengenalan. Dari definisi Erwin Raisz,
tersebut dapat kita maknai sebagai berikut :
a) Data ( kenampakan permukaan bumi )
dipresentasikan dengan lambang yaitu symbol, yang diatur secara konvensional yaitu berdasarkan kesepakatan atau rujukan.
b) Presentasi dengan pengecilan yaitu menggunakan
skala.
c) Gambaran
permukaan bumi seperti kalau dilihat dari atas, menunjuk pada kenampakan
topografik.
d) Ditambah tulisan nama-nama geografi (toponimy)
pada muka peta dan keterangan lain pada tepi peta.
International Cartographic
Association (ICA)* memberikan batasan peta sebagai gambaran konvensional dan
selektif yang diperkecil biasanya dibuat pada bidang datar, dapat meliputi
perujudan dari permukaan bumi atau benda angkasa maupun data yang ada kaitannya
dengan permukaan bumi atau benda angkasa. Definisi I.C.A memberikan kelengkapan
berupa :
a.
Obyek digambarkan bersifat selektif, yaitu melalui generalisasi kartografik
yang dapat berupa pemilihan, penyederhanaan, penghapusan / omittance dan
exegerasi, berdasarkan skala yang ditetapkan dan tujuan pemetaan.
b. Obyek yang digambarkan dapat berupa data
topografik maupun tematik baik permukaan bumi maupun benda angkasa. Obyek dapat
berupa fenomena, masalah, potensi dan sintesis dari semuanya.
F.J Mounkhous dan H.R Wilkinson;
Peta ialah suatu perakitan terpadu atau suatu sintesa dari empat kelompok
infomasi yaitu titik, garis, wilayah dan nama yang dikemukakan dalam istilah :
liputan, ciri, pola, bentuk, ukuran, ketebalan simbul dan lain-lain. Batasan
tersebut di atas langsung menunjuk ke pada segi teknik penetapan simbul dan
analisis keruangan aspek persebaran data dalam jenis dan besaran serta penamaan
geografiknya ( toponimy ).
Mengapa Peta
Geografi menelaah objek studinya
dalam kaitannya dengan posisinya di ruang muka bumi. Peta menunjukkan posisi
absolut ( L,B dan X,Y) setiap obyek yang ditampilkan. Peta juga memperlihatkan
posisi relatif obyek yang satu terhadap obyek lainnya. Bahkan unsur elevasi ( Z
) dapat diketahui dengan baik. Selain itu aspek metrik obyek, seperti bentuk,
ukuran dipresentasikan bersamaan aspek semantiknya, sejauh skalanya
memungkinkan.
Fungsi Peta
Peta sangat diperlukan oleh manusia. Dengan peta Anda dapat mengetahui
atau menentukan
lokasi yang Anda cari, walaupun Anda belum pernah mengunjungi tempat
tersebut.
Secara umum fungsi peta dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Menunjukkan posisi atau lokasi suatu tempat di permukaan bumi.
2. Memperlihatkan ukuran (luas, jarak) dan arah suatu tempat di
permukaan bumi.
3. Menggambarkan bentuk-bentuk di permukaan
bumi, seperti benua, negara, gunung, sungai dan bentuk-bentuk lainnya.
4. Membantu peneliti sebelum melakukan survei
untuk mengetahui kondisi daerah yang akan diteliti.
5. Menyajikan data tentang potensi suatu wilayah.
6. Alat analisis untuk mendapatkan suatu kesimpulan.
7. Alat untuk menjelaskan rencana-rencana yang diajukan.
8. Alat untuk mempelajari hubungan
timbal-balik antara fenomena-fenomena (gejala-gejala) geografi di permukaan
bumi.
Macam-macam Peta
- Ditinjau dari jenisnya
Ditinjau
dari jenisnya, peta dibedakan menjadi dua, yaitu peta foto dan peta garis. Peta
foto ialah peta yang dihasilkan dari muzaik foto udara/ortofoto yang
dilengkapi garis kontur, nama, dan legenda. Peta garis ialah peta yang
menyajikan detail alam dan buatan manusia dalam bentuk titik, garis, dan
luasan.
- Ditinjau dari skalanya
Berdasarkan
skalanya peta diklasifikasikan menjadi lima yaitu :
· Peta kadaster berskala 1 : 100 s/d 1 : 5000
· Peta skala besar berskala 1 : 5000 s/d 1 : 250.000
· Peta skala sedang berskala 1 : 250.000 s/d 1 : 500.000
· Peta skala kecil berskala 1 : 500.000 s/d 1 : 1.000.000
· Peta skala geografi berskala lebih dari 1 : 1.000.000
- Ditinjau dari informasinya
•
Peta
umum/PetaIkhtisar adalah peta
yang menggambarkan segala Sesutu yang ada di permukaan bumi.
•
Peta
Khusus/Peta Tematik adalah
peta yang menggambarkan kenampakan-kenampakan tertentu di permukaan bumi.
Contohnya : Peta kepadatan
penduduk, Peta geologi, peta penggunaan lahan, dll.
Unsur-Unsur
peta
- Konstruksi peta
Dalam menyusun konstruksi suatu
peta, terdapat beberapa hal yang perlu dipertimbangkan seperti: (PPFK-ITB,1976)
o
Tujuan
pemetaan
o
Skala peta
o
Proyeksi
peta
o
Simbil,
warna, serta jenis dan ukuran huruf/ angka yang akan digunakan
o
Ukuran dan
bentuk lembar peta
o
Tata letak
informasi tepi peta
o
Tata letak
lembar peta
- Penempatan nama nama unsure topografi di
muka peta
Sesuai dengan tujuannya, yaitu
member keterangan atau penjelasan tentang unsure topografi yang disajikan di
muka peta, maka dalam penulisan nama-nama tersebut harus teratur, sehingga
tidak menimbulkan keruwetan isi peta atau tidak mengganggu unsure-unsur
topografi yang disajikan.
- Simbol simbol unsure topografi di peta
Peta merupakan gambaran sebagian
permukaan bumi pada bidang datar yang disajikan dalam skala tertentu. Gambaran
tersebut dapat disajikan dalam bentuk citra foto udara sehingga dapat
menyajikan unsure-unsur topografi sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Atau
dapat pula disajikan dalam bentuk garis, sehingga harus disajikan dalam bentuk symbol-simbol
tertentu yang dibuat menyerupai keadaan sebenarnya dilapangan.
Simbol peta topografi secara garis
besar dapat digolongkan dalam dua kelompok, yaitu penggolongan berdasarkan
bentuk dan berdasarkan arti. Berdasarkan bentuk, symbol terbagi atas symbol
titik, symbol garis, dan symbol luas. Sedangkan berdasarkan artinya, symbol
terbagi atas symbol kualitatif dan symbol kuantitatif. (T. Azis dan R. Rachman,
1979).
o
Jenis
symbol menurut bentuknya
Simbol titik digunakan untuk
menyatakan lokasi, atau bentuk unsure-unsur lain yang erat hubungannya dengan
skala peta. Misalnya bentuk suatu kota dalam skala 1: 1.000.000 dapat diwakili
dengan symbol titik, tetapi dalam skala 1: 1.000 simbol titik digunakan untuk
menandai titik control tanah.
Simbol garis digunakan untuk
mewakili unsure-unsur yang berbentuk garis seperti sungai, jalan, batas
administrasi, garis pantai, dan sebagainya.
o
Jenis
symbol menurut artinya
Simbol kualitatif merupakan symbol
yang menyatakan identitas atau melukiskan keadaan asli dari unsure-unsur yang
diwakilinya. Dengan demikian symbol ini mempunyai keuntungan,yaitu mudah
dikenal, sedangkan kerugiannya adalah symbol tersebut sulit untuk digambar.
Simbol kuantitatif merupakan symbol
yang menyatakan identitas yang menunjukkan besar/ jumlah/ banyaknya unsure yang
diwakilinya.
- Generalisasi
Generalisasi adalah suatu pemilihan
dan penyederhanaan dalam penyajian unsure-unsur di muka peta. Pemilihan dan
penyederhanaan ini merupakan salah satu tahapan pekerjaan kartografi, yang
bertujuan agar peta dapat menyajikan data secara maksimal dan jelas, sehingga
mudah dibaca.
Unsur-unsur yang dapat disajikan
dalam suatu peta sangat banyak jumlahnya serta beragam bentuknya, sehingga
menyebabkan kesulitan dalam melakukan generalisasi. Pekerjaan generalisasi ini
sangat dipengaruhi oleh dua hal, yaitu skala peta dan maksud/tujuan pemetaan
(T. Azis dan R. Rachman, 1979).
Skala peta merupakan factor utama
yang dapat mempengaruhi kuantitas dan kualitas penyajian data. Semakin besar
skala suatu peta, akan semakin rinci dan semakin akurat data yang dapat
ditampilkan pada muka peta,. Sebaliknya, semakin kecil skala peta, akan semakin
kurang rinci dan kurang akurat data yang dapat ditampilkan. Sebagai contoh,
pada peta skala 1: 10.000 bentuk rumah dan pola jalanan dapat disajikan sesuai
aslinya, tetapi pada skala 1: 100.000 bentuk unsure di atas sudah mulai
mengalami generalisasi, sehingga sudah tidak sesuai lagi dengan keadaan yang
sebenarnya.
Perubahan skala
Perubahan skala kearah lebih besar / perbesaran skala misalnya dari
skala 1 : 100.000 menjadi skala 1 : 50.000 jika tanpa penambahan informasi
hakekatnya hanyalah perubahan ukuran saja.
Perubahan
skala kearah lebih kecil / pengecilan, misalnya dari peta 1 : 50.000 menjadi 1
: 250.000 dilakukan dengan generalisasi peta dengan cara pemilihan,
penyederhanaan, penghapusan, pembesaran ( jalan misalnya ).
o
Jenis
Generalisasi
Jenis Generalisasi dapat dibedakan
menjadi 3, yaitu: (T. Azis dan R. Rachman, 1979):
1) Pemilihan, yaitu memilih unsure-unsur yang akan
disajikan dipeta.
2) Penyederhanaan, yaitu melakukan penyederhanaan
symbol unsure-unsur topografi yang akan disajikan, sehingga mudah untuk
digambarkan, tidak mengurangi arti, dan dapat ditempatkan pada posisi yang
benar.
3) Penghilangan/penghapusan, yaitu menghilangkan
beberapa unsure yang diperkirakan tidak diperlukan, sehingga kerumitan peta
dapat dihindarkan
o
Eksagerasi
Eksagerasi merupkan suatu bentuk
generalisasi, yaitu suatu teknik pembesaran unsure-unsur yang akan disajikan
dalam suatu peta, sehingga ukurannya sudah tidak sesuai lagi dengan keadaan
yang sebenarnya. Maksud eksagerasi adalah untuk memberikan suatu pengertian
yang lebih baik tentang suatu yang penting, sehingga mudah untuk dibaca.
o
Cara-cara
generalisasi
Ada 3 cara generalisasi, yaitu (T.
Azis dan R. Rachman, 1979):
1) Langsung dikerjakan pada peta turunan, yaitu
peta hasil perkecilan dari peta dasar
2) Dilakukan pada peta dasarnya, sehingga mudah
untuk dilakukan.
3) Dilakukan pada peta dengan skala perantara
(dengan skala lebih kecil dari peta dasarnya, tetapi lebih besar dari skala
peta turunanya).
- Penyajian relief muka bumi
Dalam peta topografi dan peta-peta
umum yang serbaguna, penyajian relief dari permukaan bumi sangat penting,
karena dapat memberikan gambaran yang lebih tepat tentang bentuk permukaan bumi
tersebut.
Relief permukaan bumi dapat
digambarkan pada peta dengan berbagai bentuk/ symbol, seperti:
1) Kontur, adalah garis khayal yang menghubungkan
titik-titik yang mempunyai ketinggian sama. Kontur ini dapat memberikan
informasi relief, baik secara relative maupun absolute. Informasi relief secara
relative ini diperhatikan dengan menggambarkan garis-garis kontur secara rapat untuk
daerah terjal, sedangkan untuk daerah yang landai dapat diperlihatkan dengan
menggambarkan garis-garis kontur secara renggang. Informasi relief secara
absolute diperlihatkan dengan cara menuliskan nilai kontur yang merupakan
ketinggian garis tersebut diatas suatu bidang acuan tertentu. Bidang acuan yang
umum digunakan adalah bidang permukaan laut rata-rata.
2) Titik tinggi (spot height)
Titik tinggi merupakan titik pada
permukaan bumi yang mempunyai harga ketinggian diatas suatu datum tertentu.
Datum yang umum digunakan untuk ketinggian ini adalah permukaan laut rata-rata.
3) Warna ketinggian
Selain dengan menggunakan kontur,
relief permukaan bumi dapat pula disajikan dalam bentuk warna. Caranya adalah
dengan memberi warna khusus untuk tiap interval kontur tertentu, sehingga
setiap interval kontur tersebut mempunyai warna yang berlainan. Warna-warna
yang digunakan pada umumnya dipilih warna-warna tertentu secara berurutan,
misalnya dari warna terang ke gelap. Dengan cara pemberian warna ini, akan
lebih memudahkan pembaca peta dalam memahami bentuk relief daerah yang
dipetakan.
4) Bayangan Gunung
Penyajian ketinggian dengan
cara-cara diatas adakalanya masih sulit untuk dibaca sehingga untuk membantu
pemecahan permasalahan tersebut diatas dicari alternative lain, yaitu dengan
menambah bayangan gunung. Dengan adanya penambahan bayangan tersebut,
diharapkan dapat membantu pengguna peta dalam membaca bentuk-bentuk topografi
yang menonjol , seperti pebukitan/ pegunungan, serta daerah cekungan.
- Graticule dan grid
Posisi suatu titik di permukaan
bumi dapat dinyatakan dalam dua bentuk penyajian, yaitu:
1) Koordinat Geodetis (koordinat geografis),
adalah system koordinat ruang (tiga dimensi) dari suatu titik yang dibangun
oleh dua unsure geodetic yaitu unsure lintang (L) dan unsure bujur (B).
2) Koordinat Cartesius dua dimensi, adalah system
koordinat bidang datar dari suatu titik yang dibangun oleh dua unsure koordinat
bidang datar dari suatu titik yang dibangun oleh dua unsure koordinat, yaitu
unsure absis (X) dan unsure ordinat (Y).
Penyajian posisi suatu titik
menggunakan system koordinat geodetic pada prinsipnya adalah penyajian posisi
dalam bentuk ruang (tiga dimensi). Sistem koordinat ini dibangun oleh dua
unsure, yaitu:
1) Bujur, yaitu besaran sudut antara bidang
meridian acuan yang mempunyai bujur 0° (dalam hal ini adalah Meridian
Greenwich). Harga bujur mempunyai nilai 0°-180° BB dan 0°-180° BT.
2) Lintang, yaitu besaran sudut antara garis
normal yang melalui suatu titik dengan bidang ekuator. Harga lintang mempunyai nilai 0°-90°LU dan
0°-90° LS. Lintang selatan (LS) dapat pula ditulis sebagai nilai negative.
Bidang acuan dari system koordinat
geodetic tesebut adalah bidang ellipsoid referensi, yaitu bidang yang dibangun
oleh elips putar artinya elips yang diputar terhadap sumbu pendeknya sehingga
terbentuk benda 3 dimensi (elipsoid). Padda system koordinat geodetic ini
dikenal beberapa istilah yang berhubungan dengan system koordinat tersebut,
yaitu garis normal, bidang (lengkungan) meridian, lingkaran parallel, dan
bidang (lingkaran) ekuator.
Marginal Information (Informasi tepi peta)
a) Judul Peta
•
Judul peta
merupakan komponen yang sangat penting. Biasanya, sebelum membaca memperhatikan
isi peta, pasti terlebih dahulu judul yang dibacanya.
•
Judul peta
hendaknya memuat/mencerminkan informasi yang sesuai dengan isi peta. Selain
itu, judul peta jangan sampai menimbulkan penafsiran ganda pada peta.
•
Judul peta
biasanya diletakkan di bagian tengah atas peta. Tetapi judul peta dapat juga
diletakkan di bagian lain dari peta, asalkan tidak mengganggu kenampakkan dari
keseluruhan peta.
Contoh:
-
Peta Persebaran Penduduk Pulau
Jawa Tahun 2009
-
Peta Tata Guna Tanah Propinsi Bali Tahun 2005
b) Skala Peta
Skala adalah perbandingan jarak
antara dua titik sembarang di peta dengan jarak sebenarnya di permukaan bumi,
dengan satuan ukuran yang sama. Skala ini sangat erat kaitannya dengan data
yang disajikan. Bila ingin menyajikan data yang rinci, maka digunakan skala
besar, misalnya 1 : 5000, Semakin besar skala suatu peta, maka akan semakin
banyak detil informasi yang dapat
ditampilkan.
c) Tanda Arah atau Tanda Orientasi
Tanda arah atau tanda orientasi
penting artinya pada suatu peta. Gunanya untuk menunjukkan arah Utara, Selatan,
Timur dan Barat. Tanda orientasi perlu dicantumkan pada peta untuk menghindari
kekeliruan. Tanda arah pada peta biasanya berbentuk tanda panah yang menunjuk
ke arah Utara. Petunjuk ini diletakkan di bagian mana saja dari peta, asalkan
tidak mengganggu kenampakan peta.
d) Legenda atau keterangan
Legenda pada peta menerangkan arti
dari simbol-simbol yang terdapat pada peta. Legenda itu harus dipahami oleh si
pembaca peta, agar tujuan pembuatan peta itu mencapai sasaran. Legenda biasanya
diletakkan di pojok kiri bawah peta. Selain itu legenda peta dapat juga
diletakkan pada bagian lain peta, sepanjang tidak mengganggu kenampakan peta
secara keseluruhan.
e) Inset peta
Inset peta menunjukan lokasi daerah
yang dipetakan terhadap daerah di sekitarnya yang lebih luas. Kegunaan inset
adalah untuk menjelaskan salah satu bagian dari peta dan untuk menjukan lokasi
yang penting tetapi kurang jelas dalam peta.
f)
Koordinat
(Grid & Graticule)
Posisi absolut berdasarkan lintang dan bujur
g) Garis
tepi
Garis tepi biasanya dibuat rangkap, yang
berfungsi membatasi peta dengan komponen-komponennya di dalam bingkai (garis
tepi peta) serta membantu daerah yang dipetakan tepat pada posisi di
tengah-tengah.
h)
Sumber
Peta
i)
Pembuat
Peta
Sesumber:
·
Aryono Prihandito (1989),
Kartografi, Yogyakarta: Mitra Gama Widya
·
Sinaga, Maruli. 1995. Pengethuan
Peta, Yogyakarta
·
Subagio.2003. Pengetahuan Peta,
Bandung: ITB Press
·
Partosohadi
» Blog Archive » Esensi Peta
·
Materi
ajar Bapak Partoso (Esensi Peta)
1 comments:
thanks bwt infonya,..
Post a Comment