Saturday, February 4, 2012

Sistem Informasi Geografi


a.       Definisi SIG
Pada masa sekarang, saat segala sesuatu di dunia ini berkembang dengan sedemikian pesatnya, informasi memegang peranan yang sangat penting di masyarakat di berbagai kalangan. Dalam hal ini, informasi menjadi sebuah pijakan atau dasar bagi seseorang untuk melakukan suatu tindakan atau membuat sebuah keputusan. Maka, kemudian berkembanglah suatu sistem teknologi informasi yang menjadi sarana penunjang untuk mengolah dan menyajikan informasi secara cepat, mudah dimengerti dan aplikatif. Salah satu dari sekian banyak jenis teknologi informasi yang berkembang dewasa ini adalah (Geographic Information System) atau dalam bahasa Indonesia sering disebut dengan Sistem Informasi Geografi .
Pengertian SIG menurut BAKOSURTANAL (Budiyanto, 2002:2) bahwa ”SIG dijabarkan sebagai kumpulan terorganisir dari perangkat keras komputer, perangkat lunak, data geografi dan personel yang didesain untuk memperoleh, menyimpan, memperbaiki, memanipulasi, menganalisis dan menampilkan semua bentuk informasi yang bereferensi geografi”.
Menurut Basic dalam Prahasta, (2002 :54) SIG adalah kombinasi perangkat keras dan perangkat lunak komputer yang memungkinkan untuk mengelola /manage), menganalisa, memetakan informasi spasial berikut data atributnya data deskriptif ) dengan akurasi kartografi.
Sedangkan menurut Gistut dalam Prahasta (2002 :55) SIG adalah sistim yang dapat mendukung pengambilan keputusan spasial yang mampu mengintegrasikan deskripsi-diskripsi lokasi dengan karakteristik- karakteristik fenomena yang ditemukan di lokasi tersebut
Keutaman SIG dengan menggunakan sistem digital/komputer adalah:
1)      Memperkecil kesalahan manusia
2)      Kemampuan memanggil kembali dan menyimpan data secara cepat
3)      Mengggabungkan tumpangsusun
4)      Memperbarui data dengan memperhatikan perubahan lingkungan, data statistik dan area yang nampak.
2.      Konsep SIG dalam Hubungan dengan Disiplin Ilmu Lain.
Menurut Prasadja (2000:2), untuk mengaplikasikan Geographical Information System (GIS) pada bidang aplikasi tertentu, diperlukan pemahaman multi disiplin agar SIG ini dapat dikembangkan secara optimal. Sedikitya dibutuhkan 3 bidang keilmuan, yaitu: ilmu kartografi, ilmu komputer, dan ilmu-ilmu aplikasi. Pemahaman tentang ketiga disiplin ilmu akan membantu perancang dan pengguna SIG dalam:
1)      Mengklasifikasikan objek spasial apa saja yang perlu dimasukkan ke dalam sistem SIG.
2)      Menentukan bentuk, jenis data dan item-item informasi yang harus terkandung di dalam masing-masing data spasial.
3)      Mengelola berbagai tipe data input ke dalam format SIG.
4)      Menganalisa dan memberikan output dengan validitas yang memadai untuk dijadikan komponen dalam sistem pengambilan keputusan.
Dalam pengoperasian SIG, hardware komputer dikontrol oleh software aplikasi SIG. Software-software tersebut memiliki modul yang berfungsi untuk mendapatkan data dari berbagai format, memasukkan data, membuat database, menganalisa data dan memproduksi hasilnya sesuai kaidah-kaidah dalam SIG. (Prasadja, 2000:3)
1.            Skema Struktur dan Sub sistem SIG
Seperti jenis sistem informasi lainnya,  SIG berawal dari masukan (input) yang terdiri dari berbagai macam data, baik dari citra satelit, foto udara atau citra radar, memalui berbagai metode penginputan yang kemudian data ini diproses dalam SIG yang mempunyai basis data spasial dan basis data tekstual. Melalui kegiatan pengeditan, penyimpanan, pemanggilan menipulasi, dan penganalisaan sehingga mendapatkan berbagai macam output berupa peta-peta, tabel, data statistik dan database (Prasadja, 2000:5).
SIG dalam pengertian sistem terdiri dari 3-subsistem utama yaitu: sub-sistem masukan/input, proses dan keluaran/output digambarkan dalam bagan sebagai berikut:
Menurut Prahasta (2002:56) SIG dapat diuraikan menjadi beberapa subsitem sebagai berikut:
1)      Data Input
Subsistem ini bertugas untuk mengumpulkan dan mempersiapkan data spasial dan atribut dari berbagai sumber. Subsistem ini pula yang bertanggung jawab dalam konversi atau mentransformasikan format-format data-data aslinya ke dalam format yang dapat digunakan SIG.
2)      Data Output
Subsistem menampiklan atau menghasilkan keluaran data seluruh atau sebagian basis data baik dalam bentuk softcopy aupun bentuk hardcopy seperti: tabel, grafik, petta dan lain-lain
3)      Data Management
Subsistem ini mengorganisasikan baik data spasial maupun atribut ke dalam sebuah basis data sedemikian rupa sehingga mudah dipangggil, di-update, dan di-edit.
4)      Data Manipulation and Analysis
Subsistem ini menetukan informasi-nformasi yang dapat dihasilkan oleh SIG. Selain itu, subsistem ini juga melakukan manipulasi dan permodelan data untuk menghasilkan informasi yang diharapkan.
Dalam SIG terdapat berbagai peran dari berbagai unsur, baik manusia sebagai ahli dan sekaligus operator, perangkat alat lunak/keras) mapupun objek pelaksanaannya. SIG adalah sebuah rangkaian sistem yang memanfaatkan teknologi digital untuk melakukan analisis spasial. Sistem ini memanfaatkan perangkat keras dan lunak komputer untuk melakukan pengolahan data seperti:
1.      Perolehan dan Verifikasi
2.      Kompilasi
3.      Penyimpanan
4.      Pembaruan Dan Perubahan
5.      Manajemen Dan Pertukaran
6.      Manipulasi
7.      Penyajian
8.      Analisis
      (Tor Bernhardsen dalam Budiyanto,2005:3)
1.      Kemampuan yang Dimiliki SIG
            Menurut Prasadja (2000:3), secara umum kemampuan yang perlu dimilki oleh suatu perangkat lunak aplikasi SIG dalam memfasilitasi kegiatan-kegiatan dalam SIG antara lain sebagai berikut:
1)      Dapat membuka file dari sistem data base lain seperti Ms Access, dBase, FoxBASE, ASLL, Lotus, Excel secara langsung.
2)      Dapat memasukkan dan mengeluarkan file data vektor dari software aplikasi SIG lain.
3)      Dapat menampilkan dan meregister data raster sesuai dengan sistem koordinat dan proyeksi peta yang telah dijadikan datara raster tesebut.
4)      Mempunyai fungsi data base langsung
5)      Mempunyai berbagai macam kemampuan tampilan yaitu:gambar peta, tabel, grafik dan mampu menampilkan banyak file saat menganalisa data sekaligus untuk memperbarui data.
6)      Mempunyai kemampuan untuk menggolongkan data baik pada file tunggal maupun menggolongkan yang melibatkan banyak file saat menganalisa data dengan kriteria tertentu.
7)      Dapat membuat peta berdasarkan tema tertentu (peta tematik) dengan berbagai tipe dan tampilan tematik dengan menggunakan atribut data yang ada pada objek layer yang bersangkutan.
8)      Mempunyai kemampuan untuk mengolah sistem proyeksi peta ke berbagai sistem proyeksi lain.
Kekuatan utama SIG adalah kemampuannya untuk melakukan analisa data spasial dan tekstual secara bersama-sama. Dengan kemampuan ini SIG mampu memberikan hasil analisis secara kartografis yang memberikan referensi geografis dan hasil analisis statistik, aritmetik, danfungsi-fungsi database atas data tekstualnya (Prasadja, 2000:12). Dalam SIG juga dimungkinkan untuk melakukan analisis berdasarkan hubungan layer geografis antara satu layer dengan layer lainnya.
Operasi –operasi analisa terhadap data spasial dan tekstual yang dimiliki oleh SIG ini antara lain sebagai berikut (Prasadja, 2000:12):
1)      operasi matematik (+, -, x, /)
2)      operasi string (manipulasi data jens string)
3)      operasi pembanding (=,<>, >,<,>=,<=)
4)      operasi logika (and, or, not)
5)      operasi pembanding logika (T, F)
6)      operasi geografis (contains, contains entire, contains part, within, entirely within, partly within, intersect)
7)      operasi jenis data date (tanggal)
8)      operasi statistik (max, min, med dll)
9)      operasi pengukruan (menghitung luas objek, panjang, jarak, dll)
Operasi-operasi di atas tidak hanya dapat berfungsi sendiri-sendiri, tetapi juga dapat saling dikombinasikan sesuai dengan kriteria analisa yang diinginnkan.
Secara umum SIG berfungsi sebagai berikut:
1)      Melakukan sejumlah operasi/perhitungan dapat dilakukan melalui SIG
2)      Display (layer peta – warna, ukuran, bentuk dan lain-lain)
3)      Kompilasi data base non-spasial
4)      Overlay (tumpang susun)
5)      Buffering (membuat zona buffer /radius objek) pada jarak tertentu di sekitar /sekelilingnya
6)      Memperbaiki/memperbarui data atau tayangan table (SQL)
7)      Memuat hubungan-hubungan keruangan (spatial)
8)      Membuat peta-peta tematik dan peta arahan yang berguna untuk perencanaan pembangunan wilayah.
(Modul Pelatihan Sistem Informasi Geografi /SIG,  2006:2)
e.   Cara kerja SIG
SIG menyimpan semua informasi deskriptif unsur-unsurnya sebagai atribut-atribut dalam basis data. Kemudian, SIG membentuk dan menyimpannya di dalam tabel-tabel relasional). Setelah itu SIG menghubungkan unsur-unsur di atas dengan tabel-tabel yang bersangkutan. Dengan demikian atribur-atribur ini dapat diakses melalui lokasi-lokasi unsur-unsur peta dan sebaliknya. Karena itu, unsur-unsur tersebut dapat dicari dan ditemukan berdasarkan atribut-atributnya (Prahasta :2001 ).
              
               Dalam mempresentasikan atau memodelkan fenomena-fenomena yang ada di dunia nyata, ada dua jenis data yang dapat digunakan (Saras, 2008:13) yaitu:
1)      Data spasial, yaitu data yang mempresentasikan aspek-aspek keruangan dari fenomena yang bersangkutan.
2)      Data atribut, yaitu data yang mempresentasikan aspek-aspek deskriptif dari fenomena yang dimodelkan.
Selain fungsi operasi analisa di atas, dalam SIG juga dimungkinkan untuk melakukan analisis data dan ditampilkan dalam bentuk peta tematik. Peta tematik adalah peta yang menampilkan hasil proses analisis dari tabel ArcView menggunakan variabel tertentu yang didefiniskan oleh data tabel lapangan yang bersangkutan Prasadja (2000:13). Proses peta tematik adalah proses bayangan berdasar data lapangan yang berupa warna, pola shading, pemakaian simbol dan graduasi simbol ataupun bentuk tampilan grafik berupa diagram batang atau diagram lingkaran.
SIG dengan Arc View juga memungkinkan klasifikasi ulang data dengan berbagai metode klasifikasi salah satunya dengan metode klasifikasi natural breaks. Dengan metode default pilihan Arc View ini SIG akan mengidentifikasi dengan cara mencari kelompok-kelompok atau pola-pola yang terdapat di dalam data yang bersangkutan. Nilai-nilai atribut unsur-unsur peta diurutkan mulai dari yang paling kecil hingga paling besar. Kemudian nilai-nilai atribut ini dibagi menjadi kelas-kelas baru (sebagai contoh adalah kelas “Low”, “Medium” , dan “High”) yang batasnya-batasnya cukup lebar (Prahasta, 2004:51).
 f.    Aplikasi SIG
SIG merupakan sistem informasi yang berbasis data spasial geografis maka SIG dapat diaplikasikan dalam berbagai hal yang mengandung unsur keruangan. Dalam hal ini SIG dapat pula dimanfaatkan dalam penyajian data mengenai segala hal/fenomena yang terjadi dalam suatu satuan keruangan seperti peta penduduk, pembagian zona Daerah Pemilihan dalam Pemilu, hasil Pemilihan Umum dan preferensi pendukung partai politik di suatu wilayah.
Peta menjadi instrumen yang penting dalam menganalisis suatu fenomena, termasuk dalam bidang politik. Daniel Dhakidae dalam Tim Litbang Kompas  (2004:xxxiii) menyatakan ketika membahas tentang politik, Karl W Deutsch membahas tentang peta-buku politik membahas peta-yang disebutkan memandu diri kita sendiri dalam dunia yang ruwet dan membingungkan. Peta adalah citra yang disederhanakan tentang dunia nyata, a simplified image of the real world. Lebih lanjut peta politik Pemilihan Umum merupakan abstraksi kenyataan sosial dan politik dan ideologis partai, yang semuanya dikonversikan ke dalam warna yang menjadi dasar perumusan strategi penuntun tindakan yang akan diambil di medan. Hal tersebut juga yang menjadi salah satu latar belakang adanya penyusunan peta politik Pemilihan umum oleh Tim Litbang Kompas dengan bantuan SIG yang meneliti hasil Pemilihan umum tahun 1999 di seluruh kabupaten dan kota di Indonesia.
Demikian halnya dengan Pemilu tahun 2004, SIG telah dimanfaatkan untuk kepentingan Pemilu tersebut. Komisi Pemilihan Umum (KPU) sendiri telah memanfaatkan aplikasi SIG untuk memetakan hasil pemilu tahun 2004. Darmawan (http://ilmukomputer.com/category/sistem-informasi-geografis/, 28 Agustus 2008) menyatakan: Di Indonesia sendiri perkembangan SIG cukup bagus. Beberapa instansi ataupun institusi pemerintah telah membuat terobosan dalam aplikasi SIG. KPU yang pada waktu Pemilu tahun 2004 telah mengembangkan WebGIS dengan alamat http://webgis.kpu.go.id/. Jadi saat ini hasil SIG sudah dapat dipergunakan secara luas.
Perkembangan SIG yang begitu pesat telah dapat dimanfaatkan untuk berbagai kegunaan. Pickles (1995, 658) menyatakan : both a system for information processing and for the creation and manipulation of spatial images, and as a technology which is diffusing rapidly through the apparatuses of the state and the organs of business, GIS requires a critical theory reflecting sustained interrogation of the ways in which the use of technology and its products reconfigure broader patterns of cultural, economic, or political relations, and how, in so doing, they contribute to the emergence of new geographies.
Oleh karena itu dengan menggunakan SIG kombinasi data keruangan dan data atribut dapat menghasilkan gambaran keadaan fenomena di suatu wilayah. Dalam penelitian ini menggunakan data spasial berupa peta administrasi Kota Surakarta sebagai peta dasar. Data atribut diperoleh dari data tabulasi hasil Pemilu Partai Politik di tingkat Kota Surakarta dan data lapangan berupa tabulasi hasil angket dan wawancara. 






2 comments:

Unknown said...

sangat simpel dan mudah dipahami,kunjungi blok saya ya !!!!
http;//sistes.google.com/mahasiswa.atmaluhur.ac.id/arie
http;//arie.mahasiswa.atmaluhur.ac.id/

Anonymous said...

terimakasih artikelnya sangat bagus walapun simple

kunjungi
blog saya http;//rangga.mahasiswa.atmaluhur.ac.id
website kampus saya http://www.atmaluhur.ac.id

Post a Comment