a. Definisi SIG
Pada masa sekarang, saat segala sesuatu di dunia ini
berkembang dengan sedemikian pesatnya, informasi memegang peranan yang sangat
penting di masyarakat di berbagai kalangan. Dalam hal ini, informasi menjadi
sebuah pijakan atau dasar bagi seseorang untuk melakukan suatu tindakan atau
membuat sebuah keputusan. Maka, kemudian berkembanglah suatu sistem teknologi
informasi yang menjadi sarana penunjang untuk mengolah dan menyajikan informasi
secara cepat, mudah dimengerti dan aplikatif. Salah satu dari sekian banyak
jenis teknologi informasi yang berkembang dewasa ini adalah (Geographic Information System) atau
dalam bahasa Indonesia sering disebut dengan Sistem Informasi Geografi .
Pengertian
SIG menurut BAKOSURTANAL (Budiyanto, 2002:2) bahwa ”SIG dijabarkan sebagai
kumpulan terorganisir dari perangkat keras komputer, perangkat lunak, data geografi
dan personel yang didesain untuk memperoleh, menyimpan, memperbaiki,
memanipulasi, menganalisis dan menampilkan semua bentuk informasi yang
bereferensi geografi”.
Menurut
Basic dalam Prahasta, (2002 :54)
SIG adalah kombinasi perangkat keras dan perangkat lunak komputer yang
memungkinkan untuk mengelola /manage), menganalisa, memetakan informasi
spasial berikut data atributnya data deskriptif ) dengan akurasi kartografi.
Sedangkan
menurut Gistut dalam Prahasta (2002
:55) SIG adalah sistim yang dapat mendukung pengambilan keputusan spasial yang
mampu mengintegrasikan deskripsi-diskripsi lokasi dengan karakteristik-
karakteristik fenomena yang ditemukan di lokasi tersebut
Keutaman
SIG dengan menggunakan sistem digital/komputer adalah:
1) Memperkecil kesalahan
manusia
2) Kemampuan
memanggil kembali dan menyimpan data secara cepat
3) Mengggabungkan
tumpangsusun
4) Memperbarui
data dengan memperhatikan perubahan lingkungan, data statistik dan area yang
nampak.
2. Konsep SIG dalam Hubungan dengan Disiplin Ilmu
Lain.
Menurut Prasadja (2000:2), untuk mengaplikasikan Geographical Information System (GIS) pada bidang aplikasi
tertentu, diperlukan pemahaman multi disiplin agar SIG ini dapat dikembangkan
secara optimal. Sedikitya dibutuhkan 3 bidang keilmuan, yaitu: ilmu kartografi,
ilmu komputer, dan ilmu-ilmu aplikasi. Pemahaman tentang ketiga disiplin ilmu
akan membantu perancang dan pengguna SIG dalam:
1) Mengklasifikasikan
objek spasial apa saja yang perlu dimasukkan ke dalam sistem SIG.
2) Menentukan
bentuk, jenis data dan item-item informasi yang harus terkandung di dalam
masing-masing data spasial.
3) Mengelola
berbagai tipe data input ke dalam format SIG.
4) Menganalisa dan
memberikan output dengan validitas yang memadai untuk dijadikan komponen dalam
sistem pengambilan keputusan.
Dalam pengoperasian SIG, hardware
komputer dikontrol oleh software aplikasi
SIG. Software-software tersebut
memiliki modul yang berfungsi untuk mendapatkan data dari berbagai format,
memasukkan data, membuat database,
menganalisa data dan memproduksi hasilnya sesuai kaidah-kaidah dalam SIG. (Prasadja,
2000:3)
1.
Skema Struktur dan Sub
sistem SIG
Seperti jenis sistem informasi lainnya,
SIG berawal dari masukan (input)
yang terdiri dari berbagai macam data, baik dari citra satelit, foto udara atau
citra radar, memalui berbagai metode penginputan yang kemudian data ini
diproses dalam SIG yang mempunyai basis data spasial dan basis data tekstual.
Melalui kegiatan pengeditan, penyimpanan, pemanggilan menipulasi, dan
penganalisaan sehingga mendapatkan berbagai macam output berupa peta-peta,
tabel, data statistik dan database
(Prasadja, 2000:5).
SIG
dalam pengertian sistem terdiri dari 3-subsistem utama yaitu: sub-sistem
masukan/input, proses dan keluaran/output digambarkan dalam bagan sebagai
berikut:
Menurut Prahasta (2002:56) SIG dapat diuraikan menjadi
beberapa subsitem sebagai berikut:
1) Data Input
Subsistem ini bertugas untuk mengumpulkan dan
mempersiapkan data spasial dan atribut dari berbagai sumber. Subsistem ini pula
yang bertanggung jawab dalam konversi atau mentransformasikan format-format
data-data aslinya ke dalam format yang dapat digunakan SIG.
2) Data Output
Subsistem menampiklan atau menghasilkan keluaran
data seluruh atau sebagian basis data baik dalam bentuk softcopy aupun bentuk
hardcopy seperti: tabel, grafik, petta dan lain-lain
3) Data Management
Subsistem ini mengorganisasikan baik data spasial
maupun atribut ke dalam sebuah basis data sedemikian rupa sehingga mudah
dipangggil, di-update, dan di-edit.
4) Data Manipulation and Analysis
Subsistem
ini menetukan informasi-nformasi yang dapat dihasilkan oleh SIG. Selain itu,
subsistem ini juga melakukan manipulasi dan permodelan data untuk menghasilkan
informasi yang diharapkan.
Dalam
SIG terdapat berbagai peran dari berbagai unsur, baik manusia sebagai ahli dan
sekaligus operator, perangkat alat lunak/keras) mapupun objek pelaksanaannya.
SIG adalah sebuah rangkaian sistem yang memanfaatkan teknologi digital untuk
melakukan analisis spasial. Sistem ini memanfaatkan perangkat keras dan lunak
komputer untuk melakukan pengolahan data seperti:
1. Perolehan dan
Verifikasi
2. Kompilasi
3. Penyimpanan
4. Pembaruan Dan
Perubahan
5. Manajemen Dan
Pertukaran
6. Manipulasi
7. Penyajian
8. Analisis
(Tor
Bernhardsen dalam Budiyanto,2005:3)
1. Kemampuan yang Dimiliki SIG
Menurut Prasadja (2000:3), secara
umum kemampuan yang perlu dimilki oleh suatu perangkat lunak aplikasi SIG dalam
memfasilitasi kegiatan-kegiatan dalam SIG antara lain sebagai berikut:
1) Dapat membuka
file dari sistem data base lain seperti Ms Access, dBase, FoxBASE, ASLL, Lotus,
Excel secara langsung.
2) Dapat
memasukkan dan mengeluarkan file data vektor dari software aplikasi SIG lain.
3) Dapat
menampilkan dan meregister data raster sesuai dengan sistem koordinat dan
proyeksi peta yang telah dijadikan datara raster tesebut.
4) Mempunyai
fungsi data base langsung
5) Mempunyai
berbagai macam kemampuan tampilan yaitu:gambar peta, tabel, grafik dan mampu
menampilkan banyak file saat menganalisa data sekaligus untuk memperbarui data.
6) Mempunyai
kemampuan untuk menggolongkan data baik pada file tunggal maupun menggolongkan
yang melibatkan banyak file saat menganalisa data dengan kriteria tertentu.
7) Dapat membuat
peta berdasarkan tema tertentu (peta tematik) dengan berbagai tipe dan tampilan
tematik dengan menggunakan atribut data yang ada pada objek layer yang
bersangkutan.
8) Mempunyai
kemampuan untuk mengolah sistem proyeksi peta ke berbagai sistem proyeksi lain.
Kekuatan utama SIG adalah kemampuannya untuk melakukan analisa data
spasial dan tekstual secara bersama-sama. Dengan kemampuan ini SIG mampu
memberikan hasil analisis secara kartografis yang memberikan referensi
geografis dan hasil analisis statistik, aritmetik, danfungsi-fungsi database
atas data tekstualnya (Prasadja, 2000:12). Dalam SIG juga dimungkinkan untuk
melakukan analisis berdasarkan hubungan layer geografis antara satu layer
dengan layer lainnya.
Operasi –operasi analisa terhadap data spasial dan tekstual yang
dimiliki oleh SIG ini antara lain sebagai berikut (Prasadja, 2000:12):
1) operasi
matematik (+, -, x, /)
2) operasi string
(manipulasi data jens string)
3) operasi
pembanding (=,<>, >,<,>=,<=)
4) operasi logika
(and, or, not)
5) operasi
pembanding logika (T, F)
6) operasi
geografis (contains, contains entire, contains part, within, entirely within,
partly within, intersect)
7) operasi jenis
data date (tanggal)
8) operasi
statistik (max, min, med dll)
9) operasi
pengukruan (menghitung luas objek, panjang, jarak, dll)
Operasi-operasi di atas tidak hanya dapat berfungsi sendiri-sendiri,
tetapi juga dapat saling dikombinasikan sesuai dengan kriteria analisa yang
diinginnkan.
Secara umum SIG
berfungsi sebagai berikut:
1) Melakukan
sejumlah operasi/perhitungan dapat dilakukan melalui SIG
2)
Display (layer peta – warna, ukuran,
bentuk dan lain-lain)
3)
Kompilasi data base non-spasial
4)
Overlay (tumpang susun)
5)
Buffering (membuat zona buffer /radius objek) pada jarak tertentu di sekitar /sekelilingnya
6) Memperbaiki/memperbarui
data atau tayangan table (SQL)
7) Memuat hubungan-hubungan
keruangan (spatial)
8) Membuat
peta-peta tematik dan peta arahan yang berguna untuk perencanaan pembangunan
wilayah.
(Modul Pelatihan Sistem Informasi Geografi
/SIG, 2006:2)
e. Cara kerja SIG
SIG menyimpan semua
informasi deskriptif unsur-unsurnya sebagai atribut-atribut dalam basis data.
Kemudian, SIG membentuk dan menyimpannya di dalam tabel-tabel relasional).
Setelah itu SIG menghubungkan unsur-unsur di atas dengan tabel-tabel yang
bersangkutan. Dengan demikian atribur-atribur ini dapat diakses melalui
lokasi-lokasi unsur-unsur peta dan sebaliknya. Karena itu, unsur-unsur tersebut
dapat dicari dan ditemukan berdasarkan atribut-atributnya (Prahasta :2001 ).
Dalam mempresentasikan atau
memodelkan fenomena-fenomena yang ada di dunia nyata, ada dua jenis data yang
dapat digunakan (Saras, 2008:13) yaitu:
1) Data spasial,
yaitu data yang mempresentasikan aspek-aspek keruangan dari fenomena yang
bersangkutan.
2) Data atribut,
yaitu data yang mempresentasikan aspek-aspek deskriptif dari fenomena yang
dimodelkan.
Selain
fungsi operasi analisa di atas, dalam SIG juga dimungkinkan untuk melakukan
analisis data dan ditampilkan dalam bentuk peta tematik. Peta tematik adalah
peta yang menampilkan hasil proses analisis dari tabel ArcView menggunakan variabel tertentu yang didefiniskan oleh data
tabel lapangan yang bersangkutan Prasadja (2000:13). Proses peta tematik adalah
proses bayangan berdasar data lapangan yang berupa warna, pola shading,
pemakaian simbol dan graduasi simbol ataupun bentuk tampilan grafik berupa
diagram batang atau diagram lingkaran.
SIG
dengan Arc View juga memungkinkan
klasifikasi ulang data dengan berbagai metode klasifikasi salah satunya dengan
metode klasifikasi natural
breaks. Dengan metode default
pilihan Arc View ini SIG akan mengidentifikasi
dengan cara mencari kelompok-kelompok atau pola-pola yang terdapat di dalam
data yang bersangkutan. Nilai-nilai atribut unsur-unsur peta diurutkan mulai
dari yang paling kecil hingga paling besar. Kemudian nilai-nilai atribut ini
dibagi menjadi kelas-kelas baru (sebagai contoh adalah kelas “Low”, “Medium” ,
dan “High”) yang batasnya-batasnya cukup lebar (Prahasta, 2004:51).
f. Aplikasi
SIG
SIG
merupakan sistem informasi yang berbasis data spasial geografis maka SIG dapat
diaplikasikan dalam berbagai hal yang mengandung unsur keruangan. Dalam hal ini
SIG dapat pula dimanfaatkan dalam penyajian data mengenai segala hal/fenomena
yang terjadi dalam suatu satuan keruangan seperti peta penduduk, pembagian zona
Daerah Pemilihan dalam Pemilu, hasil Pemilihan Umum dan preferensi pendukung partai
politik di suatu wilayah.
Peta
menjadi instrumen yang penting dalam menganalisis suatu fenomena, termasuk
dalam bidang politik. Daniel Dhakidae dalam Tim Litbang Kompas (2004:xxxiii) menyatakan ketika membahas
tentang politik, Karl W Deutsch membahas tentang peta-buku politik membahas
peta-yang disebutkan memandu diri kita sendiri dalam dunia yang ruwet dan
membingungkan. Peta adalah citra yang disederhanakan tentang dunia nyata, a simplified image of the real world.
Lebih lanjut peta politik Pemilihan Umum merupakan abstraksi kenyataan sosial
dan politik dan ideologis partai, yang semuanya dikonversikan ke dalam warna
yang menjadi dasar perumusan strategi penuntun tindakan yang akan diambil di medan . Hal tersebut juga
yang menjadi salah satu latar belakang adanya penyusunan peta politik Pemilihan
umum oleh Tim Litbang Kompas dengan bantuan SIG yang meneliti hasil Pemilihan
umum tahun 1999 di seluruh kabupaten dan kota di Indonesia.
Demikian
halnya dengan Pemilu tahun 2004, SIG telah dimanfaatkan untuk kepentingan
Pemilu tersebut. Komisi Pemilihan Umum (KPU) sendiri telah memanfaatkan
aplikasi SIG untuk memetakan
hasil pemilu tahun 2004. Darmawan (http://ilmukomputer.com/category/sistem-informasi-geografis/,
28 Agustus 2008) menyatakan: Di Indonesia
sendiri perkembangan SIG cukup bagus. Beberapa instansi ataupun institusi
pemerintah telah membuat terobosan dalam aplikasi SIG. KPU yang pada waktu
Pemilu tahun 2004 telah mengembangkan WebGIS dengan
alamat http://webgis.kpu.go.id/. Jadi saat ini hasil SIG sudah dapat dipergunakan
secara luas.
Perkembangan SIG yang
begitu pesat telah dapat dimanfaatkan untuk berbagai kegunaan. Pickles (1995, 658) menyatakan : both
a system for information processing and for the creation and manipulation of
spatial images, and as a technology which is diffusing rapidly through the
apparatuses of the state and the organs of business, GIS requires a critical
theory reflecting sustained interrogation of the ways in which the use of
technology and its products reconfigure broader patterns of cultural, economic,
or political relations, and how, in so doing, they contribute to the emergence
of new geographies.
Oleh
karena itu dengan menggunakan SIG kombinasi data keruangan dan data atribut
dapat menghasilkan gambaran keadaan fenomena di suatu wilayah. Dalam penelitian
ini menggunakan data spasial berupa peta administrasi Kota Surakarta sebagai
peta dasar. Data atribut diperoleh dari data tabulasi hasil Pemilu Partai
Politik di tingkat Kota Surakarta dan data lapangan berupa tabulasi hasil angket
dan wawancara.
2 comments:
sangat simpel dan mudah dipahami,kunjungi blok saya ya !!!!
http;//sistes.google.com/mahasiswa.atmaluhur.ac.id/arie
http;//arie.mahasiswa.atmaluhur.ac.id/
terimakasih artikelnya sangat bagus walapun simple
kunjungi
blog saya http;//rangga.mahasiswa.atmaluhur.ac.id
website kampus saya http://www.atmaluhur.ac.id
Post a Comment